Powered By Blogger

Senin, 28 Mei 2012

Tragedi Obrolan Cermin

Rutinitas semu tanpa batas membuatku bosan menjalaninya. Hmmmm..sepertinya otakku mulai buntu mengonsumsi efek-efek tak jelas dari bundaran ini. Tak pernah terpikir untuk mendapatkan doktrin begini. Ya..apa boleh buat, aku hanyalah semut dihadapan gajah "Nyapa Kadi Aku". Memperlakukan semut seolah boneka. Ditindas, diinjak, stres, gundah gulana. Inilah hidup bung..terkadang tanpa arah dan tujuan. "Terkadang". Sebenarnya apa yang diarahkan ini? Tanya pada rumput-rumput gundul disebelahmu. Kau dapat jawabannya? Pastinya tidak. Tawamu menggelikan, wajahmu menyedihkan. Kasihan anak angkatmu kamu abaikan. Kamu hanya menjadikannya pelengkap saja. Sudahlah...aku muak denganmu. Bosan melihat wajahmu. Tiap kali aku melirikmu aku selalu ingat akan satu hal. (Kukatakan dalam bisikan). Susah mencerna ini. Otakku tak cukup menampung jutaan ceramah. Sarafku mulai kaku membeku. Dan kini hanya terpaku. Kembali kuingat. Wajahmu menggelikan, membebani perasaanku saja. Apa yang kamu lihat hanya mimpi bung..jangan berharap sesuatu kan membetulkan bajumu yang tak rapi. Hey..apa salahku? Cacianmu ini untuk siapa? kau menumpahkannya pada sesuatu yang tak tahu apa-apa. Dasar gila...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar