Bali
International Park (BIP),
Perlukah?
Sejak
dulu Bali memang memiliki daya tarik dan menjadi daerah tujuan wisata. Tidak
hanya di Indonesia, bahkan sudah terkenal di mancanegara. Sebagai daerah tujuan
wisata, tentu Bali harus ditunjang oleh sarana dan prasarana. Gelombang
pembangunan pun mulai pesat. Konsekuensinya terjadi penumpukan pembangunan
fasilitas pariwisata di daerah-daerah tertentu saja. Bali selatan misalnya.
Sangat jelas terlihat ketimpangan pembangunan antara Bali selatan dengan Bali utara.
Namun, pemerintah daerah tidak bisa berbuat banyak untuk meratakan pembangunan
tersebut. Di Bali selatan, ada saja investor yang masih mengincar lahan-lahan
potensial untuk dikembangakn menjadi sarana pariwisata. Hotel contohnya. Ini
sangat memprihatinkan bagi kelangsungan daerah Bali selatan. Bahkan pada tahun
2010 Kemendbudpar berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa wilayah Bali
selatan sudah mengalami over capacity
sebanyak 9.800 kamar. Saat itu Jro Wacik menyarankan moratorium pembangunan
akomodasi di kawasan Bali selatan. Bahkan hal itu juga didukung oleh Gubernur
Bali, Made Mangku Pastika. Tetapi ide tersebut seperti ditelan bumi ketika ada
wacana pembangunan megaproyek Bali
International Park (BIP).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar